detikberau.com, Tabalar – Air Terjun Didisan di Kampung Tabalar Ulu, Kecamatan Tabalar yang saat ini tengah digenjarkan promosinya oleh pemerintah kampung dan masyarakat setempat. Guna mewujudkan wisata baru di Kabupaten Berau.
Hal ini pun sejalan dengan visi dan misi kampung untuk menggencarkan inovasi digital dan potensi alam untuk kemajuan pembangunan. Selain itu sektor lain berupa perkebunan, pertanian, peternakan pun juga menjadi perhatian kampung untuk dipromosikan. Karena sektor tersebut merupakan sumber ekonomi masyarakat setempat.
Kepala Kampung Tabalar Ulu, Derviansyah menyampaikan, pihaknya akan berencana fokus terlebih dulu kepada pengelolaan pariwisata yang telah dilakukan survei. Rupanya tak hanya Air Terjun Didisan, adapula, Sungai Denpo, Jembatan Alam Lama dan Goa Aput.
Langkah yang telah diambil selain survei yakni mengidentifikasi beberapa titik potensi wisata telah ada. Kemudian dari situ akan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Dari sejarahnya, Tabalar Ulu awalnya adalah hutan belantara yang dihuni oleh suku Dayak Basap. Etnis tersebut kemudian pindah ke lokasi tersebut setelah wabah penyakit mematikan pada 1947.
Penamaan Tabalar Ulu karena berada di hulu Sungai Tabalar dengan luas wilayah yang cukup besar kurang lebih 25.086 hektare persegi dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 845 jiwa.
“Kami berencana meluncurkan program transformasi digital desa yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada di kampung,” ucapnya.
Lanjut Dervi, dengan menggabungkan gotong royong, digitalisasi dan pengelolaan alam ia optimis Tabalar Ulu memiliki potensi besar untuk mencapai kemajuan. Melalui Sistem Informasi Desa yang saat ini sudah mulai dicanangkan melalui website yang akan dibentuk serta sistem SPJ secara digital.
“Langkah digitalisasi ini menjadi upaya kami dalam menciptakan tata kelola pemerintah yang lebih baik dan transparan, gunanya diantaranya memudahkan aparatur kampung dalam melaporkan kegiatan-kegiatan di kampung,” tuturnya.
Hanya saja untuk pengembangan lebih lanjut, pekerjaan rumah yang dimiliki adalah mengaktifkan kembali Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah lama vakum. Itu karena ada beberapa laporan yang harus dipertanggungjawabkan oleh pengurus BUMDes yang sebelumnya.
“Masih ada hal yang harus mereka selesaikan terlebih dahulu sebelum kami mengaktifkan BUMDes tersebut,” tandasnya. (tim)