detikberau.com, Bandung – Sebagai upaya dalam memperkuat jaringan dalam dunia sepak bola di tingkat daerah ke nasional, PT Berau Coal ikut andil dalam riset pada pertemuan secara formal melalui National Conference of Football and Science (NCFS) 2025, Senin (25/8/2025).
Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat atau Center for Research and Community Services (CRCS) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie yang membuka agenda secara online menyebut, pembahasan oleh seluruh pemerheti sepak bola kali ini sangat penting untuk memajukan cabor yang kerap digemari berbagai kalangan tersebut.
Sebagaimana tema yang diusung, “Memperkuat Fondasi Sepak Bola Indonesia Menuju Piala Dunia” tentu dengan maksud agar dunia sepak bola bisa menembus event skala Internasional.
“NCFS adalah ruang penting memperkuat ekosistem olahraga Indonesia. Kami berharap forum ini menghasilkan gagasan dan riset yang dipublikasikan luas agar memberi kontribusi nyata bagi dunia,” ujar Stella.
Mewakili Berau, Ketua Forum Sekolah Sepakbola Indonesia (FOSSBI) Berau, Herry Rachmadsyah, bersama PT Berau Coal, yang diwakili oleh Rudini selaku Corporate Communication Superintendent dan Hery Syaprani sebagai Community Base Development Superintendent memaparkan riset terkininya.
Berjudul, “Sinergisitas Perusahaan Swasta dan Forum Sekolah Sepak Bola dalam Ekosistem Sepak Bola di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur”. Riset itu, berfokus pada, penerapan filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) di tingkat komunitas melalui kolaborasi FOSSBI dengan PT Berau Coal.
Dalam pemaparannya, Hery menyampaikan, jika sejak 2021, kerjasama tersebut telah melahirkan sejumlah capaian penting.
Diantaranya, peningkatan jumlah sekolah sepak bola (SSB). Mulanya hanya satu sekarang telah ada 20 cabang. Pesertanya telah mencetak bibit atlet 2 ribu anak dalam pembinaan usia dini.
Pencapaian lainnya, adalah kehadiran 53 pelatih aktif yang terdiri dari tujuh pemegang lisensi C dan 46 lisensi D.
“Kolaborasi berbasis komunitas ini bukan hanya membangkitkan kembali sepak bola usia dini di Berau, tetapi bukti nyata bahwa filanesia dapat diterapkan di tingkat daerah,” ujarnya.
Senada akan hal itu, Corporate Communication Superintendent PT Berau Coal, Rudini menyebut, jika dunia usaha juga turut serta dalam membina kemajuan olahraga di daerah. Melalui inisatif sosial yang dijalankan harus berbasis kolaborasi terukur agar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Menurutnya, dukungan pembinaan berbasis Filanesia, PT Berau Coal telah memperkuat hubungan sosial lintas sektor. Buktinya, yakni terbentuknya, 20 SSB dan puluhan pelatih berlisensi adalah fondasi kokoh untuk Berau.
“Kolaborasi antara komunitas yang proaktif dan perusahaan akan menjadi sinergi yang kuat di daerah.” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia NCFS 2025, Muhamad Fahmi Hasan, menegaskan, pentingnya hasil riset yang dipresentasikan. Sebagai jembatan antara riset dan praktik.
Hasil penelitian, termasuk dari Berau, diharapkan segera bisa dimanfaatkan stakeholder sepak bola. Untuk meningkatkan prestasi.
“Hasil riset tersebut merupakan cara kita mengukur seperti apa perkembangan dunia sepak bola saat ini, saya harap hasil penelitian masing-masing sektor bisa diimplementasikan ke masyarakat,” katanya.
Founder Grha Gemah Nusa Foundation, Ratu Tisha Destria menilai, NCFS 2025 mengalami peningkatan signifikan dibanding edisi perdana di Jambi. Tahun ini, selain diikuti peserta dalam negeri, hadir pula perwakilan dari Malaysia dan Korea Selatan.
Wakil Ketua Umum PSSI itu memaparkan, ada 70 karya tulis (paper) masuk dan setelah kurasi terpilih 51, ditambah poster presentation dengan metodologi yang lebih baik.
Menurutnya, NCFS bukan sekadar seminar, tetapi forum kolaborasi sebagai wadah berbagi pengalaman sehingga lahir pertukaran gagasan yang bermanfaat.
“Kehadiran semua pihak yang peduli menjadi sebuah keniscayaan untuk kemajuan sepak bola. Termasuk dari swasta, yang diwakili Berau Coal dan lainnya. Kami harap di gelaran selanjutnya makin banyak yang berpartisipasi,” ungkap Tisha.
Kehadiran riset dari FOSSBI Berau dan PT Berau Coal menegaskan bahwa inovasi lokal dapat memberi kontribusi nasional. Model kolaborasi multi-pihak dengan komunitas, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menjadi role model untuk memperkuat fondasi sepak bola Indonesia menuju panggung dunia.
Konferensi edisi kedua ini berlangsung tiga hari, yakni 25-27 Agustus 2025 dengan menghadirkan 51 penelitian yang dipresentasikan mahasiswa, akademisi, pelatih, hingga praktisi sepak bola. (*tim/ADV)
