
detikberau.com, Berau – Sektor pertambangan batu bara masih menjadi primadona dalam menoapng pertumbuhan ekonomi khususnya di Kalimantan Timur. Survei tersebut dapat terlihat pada survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan IV (4)-2024.
Dari grafis yang dirilis, ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2024 tumbuh sebesar 6,17 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,03 persen, menunjukkan kinerja Kaltim berada di atas rata-rata nasional.
Ada empat subjek yang menjadi pendorong ekonomi sebagai kontribusi tertinggi di Kaltim tahun 2024. Secara berurut, posisi teratas ditempat net ekspor atau selisih antara nilai ekspor dan nilai impor suatu negara dalam periode waktu tertentu sebesar 40,44 persen.
Disusul pertambangan dan penggalian 38,38 persen. Selanjutnya, administrasi pemerintah pertahanan dan jaminan sosial wajib 16,46 persen serta konsumsi pemerintah 11,78 persen.
Konsumsi pemerintah adalah kegiatan menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa yang dilakukan oleh lembaga pemerintah. Dalam sektor ini pemerintah berperan dalam perekonomian wilayah, baik sebagai pencipta nilai tambah maupun sebagai pelaku konsumsi.
Pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2024 didorong oleh kinerja positif di seluruh sektor lapangan usaha. Sektor dengan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kaltim meliputi pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, pertanian, kehutanan, perikanan, serta perdagangan. Lapangan usaha utama, yakni pertambangan dan penggalian, tumbuh sebesar 6,76 persen.
Melihat tren yang cukup positif ini, Akademisi Universitas Muhammadiyah Berau, Tamam Rosid memandang, jika pertambangan memang tidak bisa terlepas dari tulang punggung Kaltim dalam mendongkrak perekonomian lokal.
Menurutnya, dampak yang dihasilkan tentunya dapat merangsang pertumbuhan sektor-sektor lainnya, seperti infrastruktur, perdagangan dan jasa.
“Ini merupakan sinyal positif yang perlu kita perhatikan, bahwasanya peran sektor pertambangan itu sendiri memang sangat penting,” ujarnya, saat diwawancarai, Selasa (11/2/2025).
Lanjut Tamam, penting untuk diingat, bahwa meskipun pertumbuhan ini memberikan kontribusi secara makro atau dalam lingkup ekonomi secara menyeluruh, keberlanjutan ekonomi jangka panjang pun harus diperhatikan.
Oleh karena itu, hipotesa atau telaah yang cocok menurut Tamam yakni adanya kebijakan yang lebih terarah untuk memastikan bahwa sektor pertambangan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi dalam jangka pendek. Tetapi juga harus mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata, tanpa mengabaikan aspek lingkungan dan sosial,” tandasnya. (*tim)