Mendidik dan Bertani, Kisah Sarini yang Menanam Harapan Masa Depan Bersama PT Berau Coal

Mendidik dan Bertani, Kisah Sarini yang Menanam Harapan Masa Depan Bersama PT Berau Coal

detikberau.com, Tanjung Redeb – Sarini, itulah nama akrab seorang guru Taman Kanak-kanak di kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur. Waktunya tak hanya ia gunakan untuk mengajar, lebih dari itu, separuh tenaganya juga ia habiskan untuk berkebun.

Wanita berusia 37 tahun tersebut, memilih komoditi jagung untuk ia kembangkan diatas ladang seluas dua hektare. Bersama sang suami, jagung seperti penghasilkan kedua bagi mereka diluar dari pendapatan utama.

Semangat mereka semakin meningkat setelah keduany menjadi penerima manfaat program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat PT Berau Coal di bidang perkebunan sejak tahun 2024, khususnya hortikultura.

Melalui program itu, pihak perusahan menyuplai 1.750 benih bibit jagung. Termasuk bantuan pupuk sebagai menunjang produktivitas tanaman. Jagung tersebut, menjadi tanaman sela atau penaung sementara bagi kakao.

Pola tanam ini memungkinkan petani tetap memperoleh penghasilan dari hortikultura sambil menunggu tanaman kakao memasuki masa produksi.

Di tahun yang sama, Sarini pun menerima bantuan bibit kakao hingga 1.300 batang beserta dukungan sarana produksi seperti pupuk dan dolomit.

Dengan mengembangkan budidaya kakao melalui sistem tumpangsari hortikultura, para petani binaan menerapkan model agroforestry yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Program ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan keluarga petani, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa berbasis sektor perkebunan yang dikelola secara berwawasan lingkungan.

“Dulu sebelum ada bantuan, hasil panen saya paling 500 kilogram saja. Setelah didampingi dan dibantu, alhamdulillah bisa sampai 1 ton,” tutur Sarini dengan mata berbinar.

Sebelum pemberian bantuan, tim PPM (Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat) Yayasan Dharma Bakti Berau Coal lebih dulu melakukan verifikasi lapangan. Mereka mengukur luas lahan hingga mengecek kualitas pH tanah, agar program benar-benar sesuai dengan potensi yang ada.

Hasilnya kini nyata terlihat. Dari kebun jagungnya, Sarini mampu memanen hingga 180 karung jagung. Setiap karung berisi seratus buah jagung segar yang siap dipasarkan. Bahkan, pada panen hari ini saja, ia sudah menerima permintaan dari Pasar Sanggam sebanyak 30 karung.

“Saya panen sesuai dengan permintaan pasar, jadi hasilnya bisa langsung terserap,” jelasnya.

Namun, bagi Sarini, berkebun bukan hanya soal angka produksi. Ada kedamaian tersendiri yang ia temukan di antara barisan batang jagung yang tumbuh subur. “Kalau di kebun rasanya tenang sekali. Pikiran longgar, hati senang lihat tanaman hijau. Kadang malah malas pulang, soalnya betah di kebun,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia mengaku, tak jarang saat berada di rumah pikirannya kembali melayang ke kebun. “Kadang teringat terus, kayak apa sudah tanaman di kebun, sudahkah berbuah? Rasanya senang sekali kalau ingat kebun,” tambahnya.

Rutinitas Sarini kini terbagi dua, yaitu mengajar anak-anak TK di pagi hari, lalu melanjutkan aktivitas di kebun selepas istirahat siang

Bagi dirinya, kedua peran ini sama-sama mulia. Jika di sekolah ia menanamkan ilmu bagi generasi muda, maka di kebun ia menanam benih harapan untuk masa depan keluarganya, tak hanya itu langkahnya menjadi salah satu jalan mendukung program ketahanan pangan pemerintah.

Community Base Development (CBD) Program Plan & Control Superintendent, Sigit Kurniawan menyampaikan program ini merupakan salah satu bentuk komitmen nyata perusahaan dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat

“Program ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan, Berau Coal berkomitmen dalam memberikan pendampingan serta pemberdayaan kepada masyarakat, terutama petani kakao, untuk memperkuat program kemandirian ekonomi” ujarnya.

Kisah Sarini adalah satu dari sekian banyak bukti nyata bagaimana program pemberdayaan masyarakat PT Berau Coal membantu membuka jalan baru bagi warga. Dari yang semula hanya memiliki hasil panen terbatas, kini Sarini mampu menikmati hasil lebih. (*tim/ADV)

administrator

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *