Lampu Mati, Spot Foto Rusak, Ornamen Turap Tanjung Baru Sambaliung Tak Terawat

Lampu Mati, Spot Foto Rusak, Ornamen Turap Tanjung Baru Sambaliung Tak Terawat

detikberau.com, Sambaliung – Cantik dan menawan tak lagi bisa disematkan untuk ornamen turap di Tanjung Baru, Sambaliung, Berau. Lantaran, kondisinya kini memprihatinkan, seusai lampu hias dan beberapa titik spot mulai rusak.

Padahal, pelengkap pada proyek dengan total Rp 37 miliar tersebut sempat menjadi icon andalan Kabupaten Berau saat malam hari. Hanya saja, karena kurangnya perawatan, kondisinya tak bertahan lama.

Ketua RT. 11 Sambaliung Yudha Putera menyayangkan jika icon andalan di kawasannya itu kini hanya tinggal kenangan. Sebagaimana diketahui, jika sebelumnya lokasi tersebut ramai dikunjungi pelancong bahkan ada yang berasal dari luar kota seperti Samarinda.

“Sempat ramai, itu (ornamen) kan dibangun sejak tahun 2020. Tapi tak sampai satu tahun sudah mulai usang bahkan beberapa ada yang rusak,” ungkapnya, saat dijumpai, Sabtu (3/5/2025).

Sebagai informasi, lanjutan pembangunan turap sheet pile Sambaliung itu sudah dimulai sejak APBD Perubahan 2019, namun pekerjaan fisiknya baru mulai dilaksanakan Maret 2020 lalu.

Tujuan penambahan ornamen turap tersebut yakni dapat menghidupkan ekonomi lewat wisata, serta mengedukasi masyarakat tentang kebersihan, seperti yang sudah diberlakukan di sepanjang Jalan Pulau Derawan, Ahmad Yani, dan tepian Gunung Tabur.

“Masyarakat di Sambaliung khususnya di RT. 11 yang biasanya membersihkan lokasi turap apabila semak belukarnya sudah tinggi-tinggi, intinya tiap minggu kita bersihkan gotong royong,” lanjut Yudha.

Bahkan terkait permohonan penanganan sudah berulang kali dirinya sampaikan. Melalui surat kepada bupati dan instansi yang menangani seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Perhubungan.

“Di tahun 2023 pernah kita minta agar ditangani, sempat nyala kembali tapi tidak lama belum seminggu mati lagi, kalau bisa kita harapkan ada penanganan dan perawatan yang rutinlah, agar kondisinya tetap terjaga,” tandasnya.

Karena kurangnya pencahayaan lokasi sekitar diakui warga kerap dijadikan tempat untuk hal-hal negatif, salah satu contohnya mabuk-mabukan. Bahkan dampak lain juga dirasakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) setempat.

“Kalau dulu ramai pengunjung omzet kita juga ikut kena imbas, tapi sekarang kurang, malah kerap dijadikan tempat anak muda mabuk-mabukan, perlu penanganan sih,” sahut warga Sambaliung, Jaidi. (*tim)

administrator

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *