detikberau.com, Tanjung Redeb – Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi Parasian Mangunsong, menyoroti insiden tenggelamnya kapal pengangkut pupuk dengan muatan sekitar 650 ton di perairan Sukan.
Ia meminta pemerintah daerah bersama instansi terkait segera mengambil langkah antisipasi, terutama untuk memastikan dampaknya terhadap lingkungan maupun masyarakat.
Rudi menegaskan, jumlah pupuk yang larut di perairan tidak sedikit, sehingga perlu dipastikan apakah berpotensi memengaruhi kualitas air yang digunakan masyarakat, apalagi itu juga merupakan bahan baku air bersih yang dikelola perusahaan penyedia air di Berau.
“Dengan jumlah unsur yang larut tidak sedikit, harus diperhatikan apakah berpengaruh kepada masyarakat atau mengganggu sumber air bersih,” ucapnya.
Ia menambahkan, meski lokasi tenggelamnya kapal berada di wilayah hilir, kondisi pasang surut tetap bisa menjadi faktor yang mendorong unsur-unsur pupuk terbawa arus ke hulu.
Hal ini menurutnya tidak boleh diabaikan dan perlu diteliti segera oleh pihak teknis.
“Pasang surut bisa jadi potensi larutnya unsur naik ke hulu. Ini harus segera dicari tahu,” tegasnya.
Selain aspek lingkungan, Rudi juga menekankan pentingnya evakuasi bangkai kapal. Menurutnya, keberadaan kapal karam berpotensi mengganggu jalur transportasi air yang saat ini cukup aktif digunakan, baik untuk kegiatan pengangkutan Sumber Daya Alam (SDA) maupun mobilisasi masyarakat.
“Bangkai kapal harus segera dievakuasi agar tidak mengganggu jalur perairan,” katanya.
Ia berharap pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan instansi terkait, baik pusat maupun daerah, untuk menangani peristiwa ini secara serius.
Bukan hanya soal keselamatan jalur pelayaran, tetapi juga dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Ini harus menjadi perhatian bersama agar tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari,” pungkasnya. (*tim/ADV)
