Harga Barang di Berau masih Mahal, DPRD Soroti Alur Dagang dan Peran Aktif Pemkab

Harga Barang di Berau masih Mahal, DPRD Soroti Alur Dagang dan Peran Aktif Pemkab

detikberau.com, Tanjung Redeb – Persoalan harga barang yang mahal di Berau merupakan hal yang sudah dimaklumi oleh masyarakat. Namun kondisi ini, menurut Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi Parasian Mangunsong tidak boleh terus menerus dibiarkan.

Menurut Rudi, faktor penyebab tingginya nilai barang yakni sistem distribusi logistik yang tidak efisien. Itu dikarenakan, angkutan barang harus menanggung biaya logistik pengiriman, akibat peti kemas yang kembali dalam keadaan kosong.

“Begitu barang sampai Berau, peti kemas pulang kosong. Artinya, ongkos baliknya ikut dihitung ke dalam harga barang yang masuk. Rakyat yang menanggung beban itu,” ujarnya.

Ia mendorng agar pemerintah daerah tidak hanya fokus pada penghargaan administratif, tetapi lebih kepada memperhatikan produk unggulan lokal yang bisa diekspor keluar daerah.

“Kita butuh produk unggulan yang bukan sekadar unggul di atas kertas. Produk itu harus nyata, bisa dijual ke luar, dan berdampak pada turunnya harga di dalam daerah,” katanya.

Rudi menyebut sektor perikanan, kerajinan tangan, serta hasil hutan non kayu sebagai potensi besar yang belum tergarap maksimal. Jika produk-produk lokal ini bisa diangkut kembali oleh peti kemas yang sebelumnya membawa barang masuk, maka biaya logistik akan jauh lebih efisien.

Dampaknya, harga barang kebutuhan masyarakat pun bisa ditekan.
Selain itu, ia menekankan peran penting UMKM dalam membangun sektor-sektor produktif.

“UMKM adalah ujung tombak ekonomi kita. Harus ada keberpihakan nyata agar mereka bisa berkembang dan menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” tegasnya.

Rudi juga mendorong Pemkab Berau untuk segera menyesuaikan arah kebijakan ekonomi dengan visi-misi pembangunan daerah.

Menurutnya, sudah saatnya pembangunan ekonomi difokuskan pada sektor rill yang langsung menyentuh kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kalau visi-misi hanya jadi dokumen tanpa implementasi, maka masyarakat tidak akan merasakan manfaatnya. Kita butuh langkah nyata, bukan sekadar wacana,” pungkasnya. (*mgn/ADV)

administrator

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *