detikberau.com, Tanjung Redeb – Lampu penerangan jalan umum (PJU) di Kabupaten Berau seluruhnya sudah diganti dengan yang baru.
Langkah tersebut dilakukan menyusul banyaknya keluhan warga terkait kondisi jalan yang gelap saat malam hari akibat rusaknya lampu yang terpasang di sepanjang jalan.
Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan, Dinas Perhubungan Berau Noorhasani menyatakan, persentase pemasangan lampu jalan sudah mencapai 100 persen untuk jenis tiang lengan ganda. Meski begitu, pekerjaan dinas masih belum selesai.
“Saat ini tinggal pemasangan lampu di lingkungan permukiman, pemasangannya akan dilakukan menyeluruh di 13 kecamatan se-Kabupaten Berau,” katanya.
Pembagiannya, untuk di tingkat kecamatan Dishub memasang lampu dengan model penerangan tunggal maupun Penerangan Jalan Lingkungan (PJL) ada 400 titik.
Sebab jenis penerangan itu diameter panjangnya hanya 5 meter. Sehingga memungkin apabila dipasang di jalan sempit dan lorong-lorong permukiman.
Sedang lampu ganda dengan panjang tiang 7 meter, dipasang hanya di jalan besar tengah kota.
Proyek penerangan jalan umum yang dipasang di tahun 2025 itu ditargetkan sebanyak seribu unit. Dari jumlah tersebut pemerintah Kabupaten Berau menggelontorkan anggaran hingga Rp54 miliar dan diupayakan terserap maksimal.
Noorhasani menjelaskan, dari nominal anggaran itu, pagu untuk satu unit PJU berbeda-beda. Khusus untuk jenis PJL yang dipasang di tiap kecamatan senilai Rp40 juta untuk satu titik lampu dan sudah termasuk konstruksi beton penyangga, baterai dan lain sebagainya.
Sedang untuk yang lengan ganda, atau PJU yang dipasang di tiap ruas jalan protokal ibukota Tanjung Redeb, pagunya mencapai sekitar Rp60 juta lebih untuk satu titik. Dengan garansi lima tahun.
“Jadi selama lima tahun, apabila terjadi kerusakan, memang kita yang melaporkan tapi yang bertanggungjawab memperbaiki adalah rekanan yang melakukan menangani lampu jalan tersebut,” sambungnya.
Kelebihan PJU yang sekarang dipasang juga diakui sudah sangat canggih. Karena jenisnya hybrid, yang menggabungkan sumber energi matahari dan listrik konvensional (PLN) untuk menyediakan pasokan listrik yang stabil dan menjadi cadangan saat cuaca mendung atau saat terjadi pemadaman listrik.
“Baterai lampunya tahan tiga malam tergantung kondisi panas cuaca,” tambahnya.
Dijelaskan pula, untuk lampu-lampu dalam kota yang telah dibongkar akan diamankan sementara di belakang kantor Dishub dan akan menjadi aset. Terkait rencana mau dikemanakan bekas PJU itu, dirinya belum mengetahui secara pasti.
“Kalau misal terkait rencana penjualan belum ada sampai saat ini, tapi bagaimana nanti kesimpulan dari pimpinan dan pihak aset apakah itu dimanfaatkan ke tempat lain atau seperti ada itu belum ada kejelasan,” tandasnya.
Pendapat Publik
Bagi praktisi, penerangan lampu jalan kota bukan hanya berfungsi sebagai penerangan ketika malam hari. Tapi juga perlu di desain membentuk identutas dan ikon suatu kota.
Hal tersebut menurutnya penting untuk menciptakan kesan estetika dan identitas visual (city branding) suatu kota maupun kawasan di mana penerangan jalan umum tersebut berdiri.
“Dengan begitu, kesan dari kota yang dituju tetap terasa, meskipun identitas yang ditunjukkan hanya sebatas dari lampu jalan,” ujar Ahli Perencanaan Tata Ruang, Erianser Regem ketika dikonfirmasi terpisah, Rabu (5/11/2025).
Dirinya mencontohkan, lampu sebagai simbol dan ikon kota yang saat ini ada di Indonesia, seperti PJU Malioboro yang memiliki nuansa antik dengan tiga cabangnya.
Sementara itu di Alun-Alun Bandung dengan siluet harimau alias Maung Bandung dengan nuansa sketsa florist di tiangnya menjadikan PJU tersebut tak hanya unik dari segi bentuk juga memiliki pencahayaan unik yang menjadi ciri khas dan ikon wisata malam kota.
“Desain lampu tetap mencerminkan karakter lokal, tiang lampu dan pola pencahayaan dapat mengandung unsur budaya daerah menggambarkan identitas lokal sekaligus memperkuat nilai estetika,” jelasnya.
Erianser menyayangkan, ketika lampu penerangan jalan di Kabupaten Berau hanya sebatas tiang ganda dan sebatas penerangan kawasan lingkungan. Padahal sebagian besar, lampu yang dipasang masih berada di dalam jalan protokol.
Sekelas Kabupaten Berau sebagai kota wisata di Kaltim, menurutnya mesti mempunyai perencanaan saat mengkonsep PJU khusus tengah kota.
“Harusnya lampu penerangan di jalan kota Tanjung Redeb memiliki perencanaan yang bukan hanya mengutamakan cahaya yang terang saja, tetapi harus juga memiliki fungsi estetika ikon kota Berau itu sendiri khususnya di siang hari,” tambahnya. (*tim)
